Salatiga,
merupakan kota kecil di Indonesia yang kaya akan sejarah dan potensinya. Cikal
bakal lahirnya Kota Salatiga tertuang dalam batu prasasti. Prasasti tersebut
berukuran panjang 170 cm dan lebar 160 cm dengan garis lingkar 5 meter yang
selanjutnya disebut dengan Prasasti Plumpungan. Berdasarkan prasasti tersebut,
Salatiga telah berdiri sejak 750 M. Atas dasar prasasti itulah beserta
berdasarkan Perda No. 15 tahun 1995, maka ditetapkan Hari Jadi Kota Salatiga
jatuh pada tanggal 24 Juli.
Salatiga
adalah kota kecil di Jawa Tengah, dengan luas wilayah ± 56,78 km². Salatiga
terdiri dari empat kecamatan, dua puluh dua kelurahan. Salatiga dihuni oleh 176.795
jiwa penduduk. Selain itu, kota ini dikenal sebagai kita pendidikan, olah raga,
perdagangan, dan transit pariwisata.
Sebagai
kota pendidikan, Salatiga memiliki empat perguruan tinggi, yaitu: Sekolah
Tinggi Agama Islam Salatiga, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi AMA Salatiga, Sekolah Tinggi Bahasa Asing Satya Wacana, dan
Universitas Kristen Satya Wacana. Sejak jaman Belanda, sejuknya Salatiga
menarik minat orang-orang untuk memilih Kota Salatiga sebagai daerah
peristirahatan. Hingga saat ini, Salatiga masih memiliki berbagai macam
bangunan kuno peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh. Namun saat ini, Pemerintah
Kota Salatiga memanfaatkan bangunan-bangunan peninggalan Belanda tersebut
sebagai gedung perkantoran, rumah dinas, dan lain-lain. Sementara itu, di
bidang kuliner Salatiga memiliki makanan khas tersendiri, yaitu enting-enting
gepuk, abon sapi, wedang ronde, dan masih banyak lagi. Kota Salatiga terletak
di tengah-tengah Kabupaten Semarang yang dikelilingi Gunung Merbabu, Gunung
Telomoyo, Pegunungan Gajah Mungkur dan Gunung Ungaran. Hal inilah yang menjadi
salah satu faktor sejuknya Kota Salatiga, sehingga Salatiga juga sering disebut
sebagai “Kota Dingin”. Selain itu, Salatiga dikenal sebagai Kota Olah Raga yang
dikarenakan sejak dulu sudah terdapat banyaknnya atlet-atlet Salatiga yang
mendominasi kejuaraan baik di tingkat nasional maupun internasional.
Salatiga
memiliki sesanti “Hati Beriman”, yang ditetapkan dalam Perda Kodya Tingkat II
Salatiga Nomor 10 Tahun 1993 tentang Penetapan Sembboyan Kota Salatiga Hati
Beriman. “Hati Beriman” berarti sehat, tertib, bersih, indah, dan aman.
Indahnya Kota Salatiga di lereng Gunung Merabu adalah sebagai motivasi dari
perwujudan sesanti “Hati Beriman”. Oleh karena itu, di Salatiga tercipta
kehidupan masyarakatnya yang asri, tenteram, dan sejahtera, serta menjunjung
tinggi rasa persatuan dan kerukunan dalm kehidupan bermasyarakat.
Sumber:
Anonim. 2015. “Tentang Selayang
Pandang” dalam www.salatigakota.go.id. Diakses pada Senin, 26 Oktober 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar